Kelainan Bawaan Patent Ductus Arteriosus dan Bahayanya

Patent Ductus Arteriosus

Patent Ductus Arteriosus (PDA) merupakan salah satu jenis kelainan jantung yang biasanya diderita oleh bayi baru lahir. Termasuk dalam kelainan jantung bawaan karena kondisinya terjadi sejak dari janin hingga dilahirkan dan bisa diturunkan dari bawaan genetika orang tua. Bayi dengan PDA memiliki kondisi adanya lubang yang persistent dan jelas diantara aorta dan arteri pulmonal yang disebut dengan Ductus Arteriosus. Kondisi ini menjadikan darah yang kaya akan oksigen dan darah yang minim oksigen bercampur sehingga menimbulkan sirkulasi darah yang tidak normal. Kondisi adanya ductus arteriosus ini sebenarnya adalah hal yang normal terjadi pada fetus atau janin sebelum dilahirkan. Namun setelah dilahirkan, lubang ductus seharusnya segera menutup antara beberapa menit hingga beberapa hari setelah lahir agar bayi bisa memiliki sirkulasi darah yang sempurna.

Kondisi ini bukanlah kondisi yang umum terjadi pada bayi. Namun ada beberapa kondisi dimana bayi tertentu memiliki resiko terjadinya PDA yang lebih tinggi dibandingkan lainnya yaitu pada:

  • Bayi lahir prematur.

Bayi dengan kelahiran prematur memiliki resiko lebih besar terjadi PDA karena usia bayi yang seharusnya masih dalam fase fetal atau fetus.

  • Riwayat keluarga.

Kondisi ini juga dipengaruhi oleh genetika. Keluarga yang memiliki gen cacat jantung dan kondisi genetik lainnya seperti syndrome Down juga memiliki resiko yang lebih besar terjadi PDA.

  • Infeksi rubella.

Ibu yang mengalami infeksi rubella selama mengandung bisa mengakibatkan bayi dalam kandungan terjangkit infeksi dengan resiko rusaknya pembuluh darah janin. Kondisi ini juga bisa mempengaruhi anatomi jantung dan memperbesar resiko terjadinya PDA.

  • Bayi lahir di dataran tinggi.

Bayi yang dilahirkan di dataran tinggi melebihi 10.000 kaki dari permukaan laut akan memiliki resiko yang lebih besar. Hal ini bisa berhubungan dengan tipisnya oksigen hingga kondisi cuaca.

  • Bayi perempuan.

Bayi perempuan memiliki resiko mengalami PDA hingga 2 kali lebih besar dibandingkan bayi laki-laki.

Hingga sekarang ini penyebab pasti dari terjadinya PDA masih belum diketahui kecuali pada faktor genetika yang menyebabkan ductus arteriosus tidak segera menutup pasca dilahirkan. Bayi dengan kondisi PDA bisa langsung menimbulkan gejala begitu dilahirkan namun bisa juga gejala baru tampak setelah bayi lebih dewasa. Hal ini berhubungan dengan besar kecil ductus arteriosus yang dimiliki. Untuk ductus yang kecil, gejala baru nampak setelah bayi beranjak menjadi anak-anak atau balita. Namun untuk bayi dengan ductus yang besar, bayi akan langsung menghasilkan bunyi murmur yang bisa didengarkan melalui stetoskop pada pemeriksaan rutin setelah kelahiran.

Untuk balita atau anak-anak yang memiliki kondisi ductus arteriosus, gejala yang dialami bisa berupa:

  • Sering berkeringat saat makan atau menangis.
  • Napas cepat dan terasa sesak terus menerus.
  • Mengalami pertumbuhan yang tidak maksimal.
  • Denyut jantung lebih cepat.
  • Dan bunyi murmur jantung.

Untuk bayi dengan kondisi PDA, diperlukan penanganan yang bervariasi tergantung dari komplikasi yang terjadi. Kondisi patent ductus arteriosus yang cukup besar hingga mengakibatkan gangguan pada hati dan paru-paru perlu mendapatkan penanganan segera baik dengan obat-obatan maupun tindakan medis. Tujuan dari pengobatan ini adalah untuk menutup ductus arteriosus dan mengembalikan kondisi peredaran darah seperti pada bayi normal lainnya. PDA merupakan kondisi yang tidak bisa diprediksi sehingga upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan menghindarkan ibu hamil dari infeksi rubella yang bisa memperbesar resiko bayi mengalami PDA.

Related posts